Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memiliki hobi yakni menyukai Vespa sejak lama. Mas Dhito, sapaan akrabnya, membagikan kisah menarik saat muda ketika berkendara. Suatu ketika saat naik Vespa saat pacaran dengan Eriani Annisa, tiba tiba Vespanya mogok di tengah perjalanan.
Sang pacar pun diminta menunggu sambil Mas Dhito, sapaan Hanindhito Himawan Pramana, mencari bengkel membenahi Vespanya. "Saya ingat dalam memori saya, waktu itu pacar saya tinggal, saking cintanya sama Vespa saya benerin Vespanya (begitu jadi terus pergi) dan saya lupa saat itu boncengin pacar," cerita bupati muda tersebut, Senin (13/6/2022). Peristiwa yang terjadi sekitar tahun 2000 an itu menjadi bagian cerita perjalanan hidup Mas Dhito yang selalu dia kenang.
Vespa Sprint tahun 77 dan Corsa diakui menjadi tunggangan pertama kali, semenjak duduk di bangku SMA. Hobinya menunggangi kuda besi dari Italy itu semakin menjadi ketika duduk di bangku kuliah. Layaknya anak Vespa pada umumnya, sewaktu kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Mas Dhito suka turing ke luar kota. Waktu itu, vespa Sprint masih menjadi andalannya. Sebagai anak muda, Mas Dhito pernah mencoba menjajal seberapa kuat dirinya bertahan di jalanan, termasuk Vespa tungganggannya itu.
"Saya pernah sendirian naik Vespa dari Jogja sampai Lombok, itu cara saya untuk healing waktu itu," katanya. Hobinya naik Vespa tak ditinggalkan meski kini sudah menjabat sebagai bupati. Vespa New PX warna merah yang kini menjadi tunggangannya sesekali digunakan untuk berangkat bekerja. Vespa itu pula yang digunakan saat berkampanye dan menghantarkannya menjadi bupati tahun 2021 lalu.
"Anak Vespa pasti tahu, nikmatnya naik Vespa itu tidak bisa dibeli dengan uang, itu satu hal yang kita memang menikmati, mulai mendengarkan perputaran mesinnya, waktu ngerem gimana, handlingnya nyaman atau nggak kan kerasa, apalagi kalau sudah main Vespa tua," tuturnya. Bertepatan adanya Vespa World Day 2022 yang digelar di Nusa Dua Bali pada 9 12 Juni 2022, Mas Dhito mengucapkan selamat atas penyelenggaraan event tahunan pecinta Vespa itu. Moment akbar yang pertama kali diadakan di Indonesia itu menjadi ajang berkumpulnya anak Vespa dari berbagai negara.
Sebagai pecinta Vespa, Mas Dhito berpesan kepada sesama anak Vespa agar tetap memasang pelat nomor depan. Dia mengakui semua anak Vespa tidak menginginkan memasang pelat depan karena menghilangkan keindahan Vespa. "Ada aturan yang harus dipatuhi itu jelas tolong untuk dipatuhi, pasang pelat nomor," pesannya.