Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi ke Korea Utara Usai Kim Jong Un Rilis Rudal Balistik

Peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dilakukan oleh Presiden Korea Utara Kim Jong Un telah memicu kemarahan Barat. Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap organisasi Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Kedua Korea Utara (SANS) yang berbasis di Belarusia. SANS beserta pimpinannya Jong Yong Nam dicurigai telah membantu Korea Utara dalam mengembangkan rudal balistik. Hal inilah yang membuat Departemen Keuangan AS terpaksa menjatuhkan sanksi pemblokiran atas operasional organisasi SANS. "Amerika Serikat akan terus menerapkan dan menegakkan sanksi yang ada sambil mendesak Korea Utara untuk kembali ke jalur diplomatik dan meninggalkan pengembangan senjata pemusnah massal dan rudal balistik," kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian Nelson. Sanksi ini dilayangkan AS pada Jumat (27/5/2022), setelah Korea Utara nekat melakukan uji coba Rudal ICBM yang ke 6. Sebelum menjatuhkan sanksi terhadap SANS, AS telah lebih dulu memberikan beberapa peringatan kepada Korea Utara, namun peringatan tersebut tak kunjung dihiraukan oleh Kim Jong Un. Dilansir dari Aljazeera, Korea Utara diketahui telah aktif meningkatkan skala peluncuran rudal balistiknya sejak September 2021 lalu. Aksi tersebut diketahui setelah diplomat Korea Selatan dan Jepang membeberkan permasalahan ini kepada AS.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin, menyebut bahwa tindakan peluncuran rudal sengaja dilakukan Korea Utara dengan tujuan untuk mengancam kedaulatan Asia. Kekhawatiran inilah yang telah membuat Jepang dan Korea Selatan mencari dukungan kepada AS untuk melawan Kim Jong Un. “Masing masing peluncuran ini melanggar aturan PBB dan menimbulkan ancaman besar bagi kawasan dan komunitas internasional. Karena tindakan yang dilakukan Korea Utara melanggar hukum internasional, meningkatkan ketegangan, mengacaukan kawasan, dan membahayakan perdamaian dan keamanan semua negara,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Selain melakukan pemblokiran operasional SANS, AS juga turut membekukan Air Koryo Trading Corp serta lembaga keuangan Rusia Far Eastern Bank dan Bank Sputnik karena ketiga perusahaan ini telah memberikan kontribusi penuh pada Kementerian Perindustrian Roket Korea Utara, dengan mengirimkan komponen sistem transistor hidrolik serta membantu menyuntikan pendanaan. Lebih lajut Blinken menjelaskan bahwa saat ini negaranya telah mengajukan perundingan pada PBB atas denuklirisasi atau penghapusan penggunaan senjata nuklir di Semenanjung Korea. Dengan begini Korea Utara tak dapat lagi mengembangkan ICBM sehingga kedaulatan negara negara di Asia bisa kembali normal tanpa adanya ancaman dari rudal balistik.

Tinggalkan Balasan